Prediksi Kapan Perang Dunia III Dimulai

Pecahnya Perang Dunia 1 pada 28 Juli 1914

©2022 Merdeka.com/id.wikipedia.org

Pada tanggal 28 Juli, konflik ini dimulai dengan invasi Serbia oleh Austria-Hongaria diikuti invasi Jerman ke Belgia, Luksemburg, dan Perancis, dan serangan Rusia ke Jerman.

Kekaisaran Jerman melakukan mobilisasi pada tanggal 30 Juli 1914 dan menerapkan rencana Schlieffen, yang berupa invasi ke Prancis secara cepat untuk mengalahkan Angkatan Darat Perancis. Serangan itu kemudian berlanjut ke Rusia.

Kabinet Perancis tidak ingin mengambil terlalu mengambil risiko. Mereka memerintahkan tentaranya mundur 10 km dari perbatasan untuk menghindari insiden apapun. Prancis baru bisa melakukan mobilisasi pada tanggal 2 Agustus 1914, pada saat Jerman menyerbu Belgia dan menyerang tentara Prancis.

Pada hari itu, Jerman menyatakan perang terhadap Rusia dan pada tanggal 4 Agustus 1914, Britania Raya menyatakan perang terhadap Jerman.

Jerman yang merupakan kekuatan besar pada Perang Dunia 1 mendukung serangan yang dilakukan oleh Austria-Hongaria ke Serbia. Meskipun begitu, Jerman mengharapkan Austria-Hongaria untuk membantunya dan mengarahkan sebagian besar tentaranya ke Rusia. Dengan begitu, Jerman bisa menangani Perancis.

Austria-Hongaria kemudian membagi pasukan Angkatan Daratnya menjadi dua bagian yaitu front Rusia dan front Serbia.

Perang berkecamuk panjang. Perang Dunia 1 menggunakan berbagai strategi peperangan mulai dari membuat sebuah parit, hingga penggunaan senjata yang mematikan. Salah satu senjata Jerman yang hingga sekarang dikenal sebagai senjata yang sangat menakutkan adalah gas beracun.

Perang tersebut juga terjadi di laut. Hal ini karena Kekaisaran Jerman memiliki kapal jelajah yang tersebar di seluruh dunia. Beberapa di antaranya digunakan untuk menyerang kapal dagang Sekutu. Hal itu membuat Angkatan laut Kerajaan Britania Raya memburu mereka.

Demikian adalah peristiwa 28 Juli 1914 yang merupakan peristiwa yang menandai dimulainya Perang Dunia 1. Peristiwa ini tentu bukanlah peristiwa yang mengenakkan. Akan tetapi Perang Dunia 1 adalah fakta sejarah yang harus diketahui oleh orang pada masa sekarang.

Ini bisa menjadi pelajaran yang baik bagi generasi sekarang supaya peristiwa yang kelam pada masa lalu tidak kembali terulang pada masa sekarang.

©2022 Merdeka.com/id.wikipedia.org (mdk/mff)

KOMPAS.com - Perang Diponegoro adalah serangkaian pertempuran antara Pangeran Diponegoro melawan Belanda, yang berlangsung dari tahun 1825 hingga 1830.

Pangeran Diponegoro merupakan putra Sultan Hamengkubuwono III (1810-1811).

Bermula di Yogyakarta, tempat terjadinya Perang Diponegoro meluas hingga ke banyak daerah di Jawa.

Oleh sebab itu, perlawanan Pangeran Diponegoro juga kerap disebut sebagai Perang Jawa.

Apa sebab umum dan sebab khusus terjadinya Perang Diponegoro?

Baca juga: Perang Diponegoro: Penyebab, Strategi, dan Dampaknya

Proses Altcoin Season

Awal terjadinya proses altcoin season adalah berakhirnya masa bullish Bitcoin dalam pasar. Peranan Bitcoin sangat memengaruhi pasar kripto karena kapitalisasi pasar Bitcoin menguasai hampir 50% pasar dunia.

Proses musim ini dimulai pada saat investor mulai menjual Bitcoin ke mata uang Fiat atau menukarkan ke altcoin yang memiliki potensi memberikan keuntungan. Semakin banyak permintaan untuk memiliki altcoin, mengakibatkan harga altcoin terus naik.

Kenaikan harga altcoin dan volume perdagangan, membuat para investor mengalami FOMO (fear of missing out) dan mulai berbondong-bondong membeli altcoin.

Meroketnya harga altcoin dan meningkatnya volume perdagangan harian mengakibatkan naiknya harga altcoin secara menyeluruh. Inilah yang disebut dengan altcoin season.

Penderitaan rakyat akibat penjajahan

Dominasi Belanda di Yogyakarta membuat rakyat menderita karena dijadikan sebagai objek pemerasan.

Pada waktu itu, pemerintah kerajaan mengizinkan perusahaan asing menyewa tanah untuk kepentingan perkebunan.

Pada umumnya, tanah ini disewa dengan penduduknya sekaligus. Alhasil, para petani tidak dapat mengembangkan hidupnya karena harus menjadi tenaga kerja paksa.

Beban mereka pun semakin berat karena diwajibkan untuk membayar berbagai macam pajak, seperti pajak tanah, pajak halaman pekarangan, pajak jumlah pintu, pajak ternak, pajak pindah nama, dan pajak menyewa tanah atau menerima jabatan.

Di samping itu, masih ada pajak yang ditarik di tempat pabean atau tol, di mana semua lalu lintas pengangkutan barang juga dikenai pajak.

Bahkan seorang ibu yang menggendong anak di jalan umum juga harus membayar pajak.

Melihat penderitaan rakyat akibat kekejaman Belanda, Pangeran Diponegoro semakin mantab untuk melakukan perlawanan.

Baca juga: Mengapa Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro Sangat Terkenal?

Latar Belakang Perang Dunia 1

©2022 Merdeka.com/id.wikipedia.org

Lahirnya Perang Dunia 1 Diawali dengan pembunuhan Archduke Franz Ferdinand, ia merupakan pewaris mahkota Austro-Hongaria, dan istrinya yaitu Archduchess Sophie di Sarajevo pada 28 Juni 1914.

Pembunuhan tersebut berujung pada ultimatum Habsburg terhadap Kerajaan Serbia. Sejumlah aliansi yang dibentuk pada tahun-tahun sebelumnya terguncang, sehingga dalam beberapa minggu saja semua kekuatan besar di Eropa terlibat dalam peperangan.

Franz Ferdinand dibunuh oleh seorang pelajar Serbia Bosnia yang sekaligus merupakan anggota Pemuda Bosnia. Peristiwa tersebut memulai satu manuver diplomatik antara Austria-Hongaria, Jerman, Rusia, prancis, dan Britania yang disebut sebagai Krisis Juli.

Austria-Hongaria kemudian mengirimkan ultimatum ke Serbia dengan sepuluh permintaan. Namun, dari 10 permintaan, Serbia hanya mengabulkan 8 permintaan Austria-Hongaria. Hal itu menjadi dasar penyerangan yang dilakukan oleh Austria-Hongaria ke Serbia.

Kematian Franz Ferdinand membuat kekaisaran Austria-Hongaria mengalami duka yang sangat mendalam.

Penyebab Altcoin Season

Fase yang paling umum dalam suatu bursa kripto adalah naik dan turunnya harga akibat pengaruh permintaan dan penawaran dalam pasar. Nah, hal inilah menjadi alasan bisa terjadinya altcoin season. Ketika Bitcoin telah mencapai harga yang cukup tinggi, beberapa investor atau trader akan mencari alternatif.

Alternatif yang muncul adalah altcoin yang memiliki peluang yang besar untuk mendapatkan keuntungan. Dengan begitu, harga bitcoin menjadi stabil dan altcoin menjadi bergejolak. Para investor akan membeli altcoin lewat keuntungan yang didapatkan dari naiknya harga Bitcoin. Hal ini akan mengakibatkan permintaan yang tinggi dan harga menjadi naik.

Walaupun demikian, hal tersebut bukan satu-satunya alasan yang dapat membuat altcoin season. Terkadang ada faktor lain yang dapat membuat altcoin meroket. Misalnya pada tahun 2021, Dogecoin dan Shiba Inu yang merupakan meme coin, bisa meroket karena popularitasnya. Hal ini sama dengan kegilaan NFT yang meningkatkan harga altcoin.

Sebab khusus Perang Diponegoro

Sebab khusus terjadinya perlawanan Pangeran Diponegoro adalah pematokan tanah oleh Belanda di atas makam leluhur Pangeran Diponegoro.

Pada tahun 1825, Belanda dengan sengaja menanam patok-patok untuk membuat jalan di atas makam leluhur Pangeran Diponegoro.

Hal itulah yang membuat kemarahan Pangeran Diponegoro memuncak, dan menyatakan sikap perang terhadap Belanda.

Sebelum insiden patok tersebut, pada 1823, Jonkheer Anthonie Hendrik Smissaert diangkat sebagai residen Yogyakarta.

Tanpa diketahui sebabnya, tokoh Belanda ini dikenal sebagai sosok yang sangat anti terhadap Pangeran Diponegoro.

Ketiadaan pemimpin yang berwibawa di lingkungan keraton membuat para pejabat Belanda, termasuk Smissaert berbuat semaunya.

Smissaert bahkan selalu duduk di kursi yang disediakan untuk sultan ketika diadakan rapat resmi.

Baca juga: Keris Kiai Nogo Siluman, Pusaka Milik Pangeran Diponegoro

Konflik pribadi antara Pangeran Diponegoro dengan Smissaert semakin tajam sesudah peristiwa saling mempermalukan di depan umum dalam sebuah pesta di kediaman residen.

Kala itu, Pangeran Diponegoro terang-terangan menentang Smissaert. Hal itulah yang membuat Smissaert bekerjasama dengan Patih Danurejo untuk menyingkirkan Pangeran Diponegoro dari istana Yogyakarta.

Pada suatu hari di tahun 1825, Smissaert dan Patih Danurejo memerintahkan anak buahnya untuk memasang patok dalam rangka membuat jalan baru.

Pemasangan patok ini secara sengaja melewati pekarangan milik Pangeran Diponegoro di Tegalrejo tanpa izin.

Pangeran Diponegoro memerintahkan rakyat untuk mencabuti patok-patok itu karena di tanah tersebut terletak makam leluhurnya.

Namun, Patih Danurejo memerintahkan untuk memasang kembali patok-patok itu dengan dikawal pasukan Macanan (pasukan pengawal Kepatihan).

Baca juga: Reog Bulkiyo, Warisan Prajurit Pangeran Diponegoro

Pengikut Pangeran Diponegoro kemudian merespon dengan mencabuti patok-patok yang baru saja ditanam dan menggantinya dengan tombak-tombak mereka, sebagai simbol perlawanan terhadap Belanda.

Berita insiden patok ini dengan cepat menyebar ke masyarakat, dan setelah itu meletuslah Perang Diponegoro pada 20 Juli 1825.

Berbagai prediksi kapan dimulainya Perang Dunia III telah bermunculan. Ukraina sebut Perang Dunia III telah dimulai, sedangkan AS memprediksi perang global bisa terjadi tahun 2027. Foto/Infografis Mail Online

- Para pemimpin global telah memperingatkan bahwa situasi saat ini sudah di ambang

Perang global semacam itu mencemaskan karena berpotensi melibatkan senjata nuklir, yang berarti mengarah pada pemusnahan umat manusia.

Perang Dunia III adalah istilah yang merujuk pada sebuah konflik militer hipotetis skala besar ketiga di seluruh dunia setelah Perang Dunia I dan Perang Dunia II.

Konflik global semacam itu dibayangkan sebagai perang yang melibatkan banyak negara dan kekuatan militer terkemuka, dengan potensi dampak yang sangat luas dan merusak bagi peradaban manusia.

Ada lima krisis atau konflik di berbagai belahan dunia saat ini yang berpotensi menyulut pecahnya Perang Dunia III.

Kelimanya adalah: 1. Krisis Ukraina (perang Rusia dan Ukraina dengan sokongan NATO). 2. Krisis Selat Taiwan (potensi China menginvasi Taiwan, dengan Taipei didukung Amerika Serikat dan sekutunya). 3 Krisis Laut China Selatan (potensi China perang melawan Filipina, dengan Manila didukung Amerika Serikat dan sekutunya). 4. Krisis Semenanjung Korea (potensi perang Korea Utara dengan Korea Selatan, dengan Seoul didukung Amerika Serikat dan sekutunya). 5 Krisis Timur Tengah (potensi perang Iran dengan Israel, dengan Tel Aviv didukung Amerika Serikat dan sekutunya).

Intervensi Belanda di Keraton Yogyakarta

Salah satu penyebab umum terjadinya Perang Diponegoro adalah intervensi Belanda di Keraton Yogyakarta.

Terbaginya Kerajaan Mataram Islam menjadi tiga kekuasaan (Yogyakarta, Surakarta, Mangkunegaran), pada abad ke-18 tidak lepas dari campur tangan Belanda.

Memasuki abad ke-19, situasi di Surakarta dan Yogyakarta semakin memprihatinkan.

Intervensi pemerintah kolonial terhadap pemerintahan lokal tidak jarang mempertajam konflik yang sudah ada atau justru melahirkan permasalahan baru di lingkungan kerajaan.

Hal ini juga terjadi di Yogyakarta, di mana konflik di keraton dimanfaatkan Belanda untuk menerapkan taktik adu domba.

Campur tangan pihak kolonial tidak hanya memicu perpecahan, tetapi juga membawa pergeseran adat dan budaya keraton yang tidak sesuai dengan budaya Nusantara.

Sejak Sultan Hamengkubuwono III memegang tumpuk pemerintahan Yogyakarta, Pangeran Diponegoro sangat malu dan prihatin terhadap terjadinya konflik suksesi di keraton.

Bahkan, karena sang ayah sangat sekuler dan cenderung pada budaya Barat, Pangeran Diponegoro memillih meninggalkan aktivitas di keraton dan hanya melakukan audiensi kepada ayahnya pada hari-hari besar.

Baca juga: Siapa Saja Tokoh yang Membantu Perang Diponegoro?

Bagi para trader maupun investor kripto pastinya sangat menantikan musim bullish sehingga bisa mendapatkan keuntungan. Nah, bursa kripto cenderung mengikuti pergerakan harga bitcoin sebagai acuan harga. Namun, ada kalanya koin lainnya justru menghijau dan naik melebihi pergerakan harga bitcoin. Hal ini dinamakan altcoin season.

Namun, apa itu altcoin season? Dan kapan ini terjadi? Yuk, simak artikel berikut ini!

Mengenal Perang Dunia 1

©2022 Merdeka.com/id.wikipedia.org

Konflik dan latar belakang terjadinya Perang Dunia 1 sangatlah kompleks dan panjang. Perang Dunia 1 atau yang biasa disebut secara singkat sebagai PD 1, adalah sebuah perang yang terpusat di Eropa. Perang ini berlangsung dari tanggal 28 Juli 1914 hingga 11 November 1918.

Perang ini melibatkan kekuatan besar di Eropa dan terdapat dua aliansi besar. Aliansi pertama yaitu Entente yang terdiri dari Britania Raya, Prancis, Serbia, Kekaisaran Rusia, diikuti dengan Italia, Yunani, Portugal, Rumania, dan Amerika Serikat. Aliansi kedua adalah Blok Sentral yang terdiri dari Jerman, Austria-Hongaria, dan diikuti dengan Kekhalifahan Utsmani dan Bulgaria.

Lebih dari 70 juta tentara militer, termasuk 60 juta orang Eropa diikutkan dalam perang yang merupakan salah satu perang terbesar dalam sejarah ini. Lebih dari 9 juta prajurit gugur ketika menjalankan tugas ikut serta dalam Perang Dunia 1.

PD 1 menyisakan banyak sekali problem dan dilema di masa itu, karena banyaknya korban dan dampak buruk yang diakibatkan oleh pecahnya Perang Dunia 1. Perang Dunia 1 menandai konflik internasional skala besar pertama pada abad ke-20.